Awan-awan #14 Seorang Perempuan Berbaju Biru

"Bagaimana kalau besok nde? , daripada kamu galau terus"
"Aku gak galau, cuma lagi males jalan..besok deh ya"

Aku membalas pesan cery. Cery sekarang menjadi jembatan antara teman-teman ku dan aku untuk mengajak jalan, mungkin mereka lebih percaya jika cery yang ngajak aku bakal mau, hal ini terjadi semenjak malam itu. Bukan bilang percuma tapi aku rasa sama saja, lagipula aku sudah ada janji malam ini dengan sesuatu.

"Jalan nya kan malam ini nde, sebentar doang kok"

Aku tidak membalas pesannya, aku hanya mengambil jaket karena cuaca malam ini cukup dingin, lalu aku menaiki sepeda motorku menuju pantai. Pantai.. tempatnya orang-orang yang bersenang-senang bersama keluarga, teman, bahkan pacar. Hal ini yang membuat aku suka ke pantai, suka melihat masih banyak orang yang bahagia. Tapi lain kata jika malam hari, pantai menjadi tempat yang sepi, mungkin hanya ada nelayan yang bersiap mendapatkan ikan. Dan juga ada aku, rokokku, sebuah mp3,  sebagai pelengkap kesendirian. Pantai waktu malam adalah surganya penyendiri.

Malam ini cuaca tidak mendung, cerah berbintang tapi bukan purnama, aku merasa senang entah kenapa, hanya senang dapat pergi kepantai dengan perjalanan seindah ini, jujur aku merasa disambut. Sampai pada suatu lampu merah aku melihat adegan seperti sinetron di tv. Sepasang cowok dan cewek bertengkar.

Bukan masalah besar sebenarnya jika mereka tidak menghalangi jalan untuk kendaraan lewat.

"Jadi kamu maunya kayak apa!" si cewe berteriak
"Tunggu ran!, denger dulu!" tak kalah nyaring si cowo berteriak
"Sudah aku malas!" si cewe berlari pergi menjauh dari jalan

Mungkin ia sadar menjadi tontonan orang-orang yang bingung untuk menonton atau melanjutkan perjalanan. Si cowo mengikutinya dengan mobil, dan akhirnya jalanan pun menjadi seperti biasanya.

Aku malas untuk memikirkannya, karena hal itu pasti tentang perselingkuhan si cowo dan bla bla bla..., merusak perjalanan ku saja pikirku. Aku berhenti sebentar di pinggir jalan untuk menyalakan rokok dan melupakan drama tersebut dan mengisap semua asap putih, semenjak itu aku resmi melupakan kejadian 5 menit yang lalu sampai 3 detik kemudian ketika aku mau kembali berjalan terlihat seorang wanita keluar dari sela-sela perumahan di pinggir jalan. Itu adalah wanita yang tadi, wanita berbaju biru yang telah kulupakan 5 menit 4 detik yang lalu, yang lagi berantem sama pacarnya. ternyata dia manis juga pikirku, dia mendekat sambil memperhatikanku. Dia berjalan kearahku sampai akhirnya kami saling bertanya dalam tatapan.

"maaf mas, mas ojek ?"

entah mengapa tetapi aku merasa sesuatu yang susah dijelaskan,seperti hati ini hancur

"eh...,bukan mba"
"tapi itu , ada tulisan pos ojek"

aku melihat papan bertuliskan pos ojek berjarak sekitar 10 meter dariku diseberang jalan, tulisannya jujur angker, seperti sudah bertahun tahun ditinggalkan tapi tetap dipertahankan. bahkan tidak ada sama sekali tukang ojek disitu, yang ada cuma rombong dan sebuah pohon mangga yang diterangi lampu yang remang.

"tapi saya bukan ojek disitu mba" tegasku
"ojek dimana mas , bisa anterin nggak mas "

" saya bukan ojek mba..", hatiku hancur lagi
"oh maaf mas..., terimakasih ya mas" akhirnya dia mengerti, berakhir dengan muka kecewa setengah sedih, dan hampir menangis
"tunggu mba" aku berteriak spontan, jujur aku tak sadar karena aku tak tega, "bagaimana kalau saya antarkan cari ojek"

dia melihatku kembali, lalu perempuan berbaju biru itu berjalan kembali kearahku.





#seorangperempuanberbajubiru




Tidak ada komentar:

Posting Komentar